KONSULTASI DI BIDANG PERTANIAN
YANG BERSIFAT KONSEP
![]() |
Telah memberikan konsultasi kepada:
Nama : Saptani
Hari/tanggal : Jumat/ 20 Oktober
2018
Alamat
: Kunnu, Kelurahan Maroangin
TENTANG:
Sistem Tanam Legowo
DASAR PELAKSANAAN:
Keluhan dari petani mengenai produksi padi yang
menurun
MASALAH YANG DITEMUI:
1. Petani lebih cenderung memilih sistem tanam pindah dan
tanam benih langsung
2. Kurangnya modal petani untuk bertanam dengan sistem
tanam legowo
3. Kurangnya buruh tani yang bersedia menanam dengan
sistem tanam legowo
PEMECAHAN MASALAH:
Tindakan yang dilakukan:
1.
Melakukan
wawancara dan diskusi dengan petani tersebut
2.
Merumuskan
pemecahan masalah
3.
Memberikan
penyuluhan
Setelah mendapat keterangan yang jelas,
maka dilakukan tindakan sebagai berikut :
a) Menyarankan petani menanam dengan sistem tanam legowo
b) Menyarankan peternak menyisipkan sebagian hasil panen
yang lalu untuk persiapan tanam legowo pada musim tanam berikutnya
c) Memberikan penyuluhan tentang sistem tanam legowo
sebagai berikut :
SISTEM TANAM LEGOWO
Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego”
berarti luas dan ”dowo” berarti memanjang. Sistem jajar Legowo adalah cara tanam padi di
mana padi ditanam dalam beberapa barisan dengan diselingi satu barisan kosong.
Baris tanaman dan baris kosongnya disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1 dan seterusnya.
Baris tanaman dan baris kosongnya disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1 dan seterusnya.
Manfaat dan tujuan sistem jajar legowo adalah :
1. Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar
20-30%, sehingga diharapkan akan meningkatkan produksi gabah.
2. Dengan adanya baris
kosong akan mempermudah perawatan, baik itu pemupukan maupun penyemprotan
pestisida.
3. Mengurangi kemungkinan serangan hama dan
penyakit. Tikus tidak suka pada lahan yang relatif terbuka. Pada lahan yang
relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah, sehingga
perkembangan penyakit dapat ditekan.
4. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya
bagian dalam baris tanaman.
5. Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin
banyaknya tanaman pinggir.
Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo, tanaman akan terpapar sinar
matahari secara lebih optimal. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai
tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi
sehingga kualitias gabah juga akan meningkat.
Tipe Sistem Jajar
Legowo
Ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang secara umum dapat
dilakukan yaitu ; tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1). Namun berdasarkan
penelitian yang dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian tipe sistem
tanam jajar legowo yang menghasilkan produksi gabah tinggi adalah tipe jajar
legowo (4:1) sedangkan dari tipe jajar legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk
mendapatkan bulir gabah berkualitas benih.
1. Tipe Jarwo 2:1
Jajar legowo (2 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap dua baris tanaman
diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak
tanaman antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah kali
jarak tanam antar barisan. Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman
dikondisikan seolah-olah menjadi tanaman pinggir. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat melalui gambar di bawah ini.

2. Tipe Jarwo 3:1

2. Tipe Jarwo 3:1
Jajar legowo (3 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap tiga baris
tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari
jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan pada baris
tanaman ke-1 dan ke-3 yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya
efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan
dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan
jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan. Lebih jelasnya dapat
dilihat melalui gambar di bawah ini.
4.
Tipe Jarwo 4:1
Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap empat baris
tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari
jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka setiap baris
tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir yang diharapkan
dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip
penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap
barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak tanam setengah dari jarak
tanam antar barisan. Lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini :
1.
Mempersiapkan lahan
– Mula-mula tanah dibajak,
kemudian digaru, diberi pupuk kandang dan diratakan. Pada saat menggaru dan
meratakan tanah, usahakan agar air tidak mengalir di dalam sawah supaya unsur
hara yang ada di tanah tidak hanyut.
– Setelah tanah diratakan, buatlah
parit di bagian pinggir lahan untuk mempermudah pengaturan air dan membantu
pengendalian keong mas.
– Persiapkan alat garis tanam
terlebih dahulu. Alat garis tanam ini dapat terbuat dari kayu yang bergerigi.
Untuk membuat gerigi, kita bisa menggunakan besi atau kayu keras. Pembuatan
garis tanam dengan alat bergerigi dapat dibantu dengan tali, sehingga garis
yang dihasilkan akan tampak lurus.
2.
Mempersiapkan bibit
Untuk sistem jajar legowo, benih yang dibutuhkan tergantung pada pilihan
legowo yang akan digunakan (apakah legowo 2:1, 3:1 atau 4:1), jarak tanam dan
jumlah bibit yang akan ditanam per lubangnya.
Kebutuhan benih per hektar untuk sistem Jarwo dihitung sebagai berikut:
Asumsi yang digunakan:
– Jarak tanam 20 x 20 cm
– Bibit yang akan ditanam maksimum
2 bibit per lubang
– Berat 1000 bulir benih rata-rata
27 gram
– Daya tumbuh benih 90 %
– Tambahan 2 kg benih untuk
cadangan karena serangan hama
Cara hitung :
Populasi per hektar ={(10.000/Jarak tanam x 10.000/Jarak tanam) x (100% +
100%/ (1+Jumlah legowo))} x Jumlah bibit perlubang
Kebutuhan benih per hektar =(Populasi per hektar/1.000) x 27/1.000
Contoh:
Untuk Jarwo 2:1
Untuk Jarwo 2:1
Populasi per hektar ={(10.000/20×10.000/20) x (100%+(100%/(1+2))} x 2
={(500×500)x(100%+33,33%)}x2
={250.000×133,33%}x2
= 666.650
={250.000×133,33%}x2
= 666.650
Kebutuhan benih per hektar = (666.650/1.000)x(27/1.000)= 18 kg
Asumsi daya tumbuh 90% dan cadangan untuk hama 2Kg, maka benih yang harus
disediakan adalah 22 Kg.
Tabel kebutuhan benih per hektar untuk Sistem
Jajar Legowo dengan asumsi seperti tersebut di atas
Jarwo
Benih per ha (Kg) (dengan pembulatan ke nilai desimal terdekat)
2:1
22
3:1
21
4:1
20
3. Menanam bibit
– Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah
mencapai umur 10-15 hari setelah semai. Pada umur 10-15 hari bibit masih
memperoleh nutrisi dari biji padi, sehingga bibit lebih mudah beradaptasi.
– Kondisi air pada saat tanam adalah
“macak-macak” atau kondisi tanah yang basah tetapi tidak tergenang.
– Pada sistem Jarwo, satu lubang tanam diisi
satu atau dua bibit padi.
– Bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman
2—3 cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L).
4. Pemupukan
– Pemupukan dilakukan dengan cara tabur.
Lakukan pemupukan dari barisan kosong di antara 2 barisan tanaman. Pupuk
ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga dalam sekali jalan dapat
melalukan pemupukan pada 2 barisan tanaman. Khusus pada Jarwo 2 : 1, pemupukan
boleh dilakukan dengan cara ditabur di tengah barisan tanaman.
Dalam setiap metode, ada kelebihan ada pula kekurangannya. Pada sistem
Jajar Legowo, benih dan tenaga kerja yang dibutuhkan akan lebih banyak jika
dibandingkan dengan sistem Tegel. Namun demikian, kekurangan tersebut akan
diimbangi pula dengan peningkatan kualitas dan kuantitas gabah yang dihasilkan.
KESIMPULAN
Dengan adanya konsultasi dan penyuluhan tentang sistem
tanam legowo, petani merasa puas dan mau melaksanakan / mempraktekkan menanam
dengan sistem tanam legowo sehingga diharapkan dapat menguntungkan petani
tersebut. .
Penyuluh Kel. Maroangin, Petani yang Berkonsultasi
ELIS PASSOYO, S.Pt SAPTANI
NIP. 19810730 200902 2 006




