Selasa, 25 Desember 2018

KONSULTASI PERORANGAN


KONSULTASI DI BIDANG PERTANIAN YANG BERSIFAT KONSEP
 














Telah memberikan konsultasi kepada: 
Nama            :  Saptani
Hari/tanggal :   Jumat/ 20 Oktober 2018
Alamat          :  Kunnu, Kelurahan Maroangin
TENTANG:
Sistem Tanam Legowo
DASAR  PELAKSANAAN:          
Keluhan dari petani mengenai produksi padi yang menurun
MASALAH YANG DITEMUI:
1.       Petani lebih cenderung memilih sistem tanam pindah dan tanam benih langsung
2.       Kurangnya modal petani untuk bertanam dengan sistem tanam legowo
3.       Kurangnya buruh tani yang bersedia menanam dengan sistem tanam legowo


PEMECAHAN MASALAH:
Tindakan yang dilakukan:
1.                 Melakukan wawancara dan diskusi dengan petani tersebut
2.                 Merumuskan pemecahan masalah
3.                 Memberikan penyuluhan
Setelah mendapat keterangan yang jelas, maka dilakukan tindakan sebagai berikut :
a)      Menyarankan petani menanam dengan sistem tanam legowo
b)      Menyarankan peternak menyisipkan sebagian hasil panen yang lalu untuk persiapan tanam legowo pada musim tanam berikutnya
c)      Memberikan penyuluhan tentang sistem tanam legowo sebagai berikut :
SISTEM TANAM LEGOWO

Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo”  berarti memanjang.  Sistem jajar Legowo adalah cara tanam padi di mana padi ditanam dalam beberapa barisan dengan diselingi satu barisan kosong.
Baris tanaman dan baris kosongnya disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1 dan seterusnya.
Manfaat dan tujuan sistem jajar legowo adalah :
1.    Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 20-30%, sehingga diharapkan akan meningkatkan produksi gabah.
2. Dengan adanya baris kosong akan mempermudah perawatan, baik itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida.
3.    Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit. Tikus tidak suka pada lahan yang relatif terbuka. Pada lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah, sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.
4.    Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris tanaman.
5.    Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir.
Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo, tanaman akan terpapar sinar matahari secara lebih optimal. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga kualitias gabah juga akan meningkat.
Tipe Sistem Jajar Legowo
Ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang secara umum dapat dilakukan yaitu ; tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1). Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian tipe sistem tanam jajar legowo yang menghasilkan produksi gabah tinggi adalah tipe jajar legowo (4:1) sedangkan dari tipe jajar legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk mendapatkan bulir gabah berkualitas benih.
1. Tipe Jarwo 2:1
Jajar legowo (2 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap dua baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah kali jarak tanam antar barisan. Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman dikondisikan seolah-olah menjadi tanaman pinggir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.
sistem-tanam-jajar-legowo_21
2. Tipe Jarwo 3:1
Jajar legowo (3 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap tiga baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan pada baris tanaman ke-1 dan ke-3 yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan. Lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.
sistem-tanam-jajar-legowo_31

4.      Tipe Jarwo 4:1
Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka setiap baris tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan. Lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini :
sistem-tanam-jajar-legowo_41

Cara Menanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo
1.      Mempersiapkan lahan
    Mula-mula tanah dibajak, kemudian digaru, diberi pupuk kandang dan diratakan. Pada saat menggaru dan meratakan tanah, usahakan agar air tidak mengalir di dalam sawah supaya unsur hara yang ada di tanah tidak hanyut.
    Setelah tanah diratakan, buatlah parit di bagian pinggir lahan untuk mempermudah pengaturan air dan membantu pengendalian keong mas.
2 caplakan1bpblogspot    Buat garis pada tanam Sistem Jajar Legowo




 Persiapkan alat garis tanam terlebih dahulu. Alat garis tanam ini dapat terbuat dari kayu yang bergerigi. Untuk membuat gerigi, kita bisa menggunakan besi atau kayu keras. Pembuatan garis tanam dengan alat bergerigi dapat dibantu dengan tali, sehingga garis yang dihasilkan akan tampak lurus.
2.      Mempersiapkan bibit
Untuk sistem jajar legowo, benih yang dibutuhkan tergantung pada pilihan legowo yang akan digunakan (apakah legowo 2:1, 3:1 atau 4:1), jarak tanam dan jumlah bibit yang akan ditanam per lubangnya.
Kebutuhan benih per hektar untuk sistem Jarwo dihitung sebagai berikut:
Asumsi yang digunakan:
    Jarak tanam 20 x 20 cm
    Bibit yang akan ditanam maksimum 2 bibit per lubang
    Berat 1000 bulir benih rata-rata 27 gram
    Daya tumbuh benih 90 %
    Tambahan 2 kg benih untuk cadangan karena serangan hama
Cara hitung :
Populasi per hektar ={(10.000/Jarak tanam x 10.000/Jarak tanam) x (100% +
100%/ (1+Jumlah legowo))} x Jumlah bibit perlubang
Kebutuhan benih per hektar =(Populasi per hektar/1.000) x 27/1.000
Contoh:
Untuk Jarwo 2:1
Populasi per hektar ={(10.000/20×10.000/20) x (100%+(100%/(1+2))} x 2
={(500×500)x(100%+33,33%)}x2
={250.000×133,33%}x2
= 666.650
Kebutuhan benih per hektar = (666.650/1.000)x(27/1.000)= 18 kg
Asumsi daya tumbuh 90% dan cadangan untuk hama 2Kg, maka benih yang harus disediakan adalah 22 Kg.
Tabel kebutuhan benih per hektar untuk Sistem Jajar Legowo dengan asumsi seperti tersebut di atas
Jarwo                            Benih per ha (Kg) (dengan pembulatan ke nilai desimal terdekat)


     2:1                                                                          22


     3:1                                                                          21


     4:1                                                                          20


3. Menanam bibit
    Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur 10-15 hari setelah semai. Pada umur 10-15 hari bibit masih memperoleh nutrisi dari biji padi, sehingga bibit lebih mudah beradaptasi.
    Kondisi air pada saat tanam adalah “macak-macak” atau kondisi tanah yang basah tetapi tidak tergenang.
    Pada sistem Jarwo, satu lubang tanam diisi satu atau dua bibit padi.
    Bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2—3 cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L).
4. Pemupukan
    Pemupukan dilakukan dengan cara tabur. Lakukan pemupukan dari barisan kosong di antara 2 barisan tanaman. Pupuk ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga dalam sekali jalan dapat melalukan pemupukan pada 2 barisan tanaman. Khusus pada Jarwo 2 : 1, pemupukan boleh dilakukan dengan cara ditabur di tengah barisan tanaman.
Dalam setiap metode, ada kelebihan ada pula kekurangannya. Pada sistem Jajar Legowo, benih dan tenaga kerja yang dibutuhkan akan lebih banyak jika dibandingkan dengan sistem Tegel. Namun demikian, kekurangan tersebut akan diimbangi pula dengan peningkatan kualitas dan kuantitas gabah yang dihasilkan.
KESIMPULAN
Dengan adanya konsultasi dan penyuluhan tentang sistem tanam legowo, petani merasa puas dan mau melaksanakan / mempraktekkan menanam dengan sistem tanam legowo sehingga diharapkan dapat menguntungkan petani tersebut. .

Penyuluh Kel. Maroangin,                                                 Petani yang Berkonsultasi



ELIS PASSOYO, S.Pt                                                           SAPTANI
NIP. 19810730 200902 2 006                                               


Minggu, 02 Desember 2018


TEMU TEKNIS
KEGIATAN UPAYA KHUSUS PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS PAJALE)
KOMODITAS KEDELAI
 TAHUN 2018





Oleh :


ELIS PASSOYO, S.Pt
NIP. 19810730 200902 2 006












DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) TELLUWANUA
KOTA PALOPO

I.          PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Dalam rangka mendukung tercapainya Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE) diperlukan peran penyuluh pertanian sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Dalam melaksanakan perannya, penyuluh pertanian bertindak sebagai fasilitator agar para petani mampu mengambil keputusan sendiri, dengan jalan membantu :
1)    Mengindentifikasi potensi wilayah
2)    Mengindentifikasi dan menganalisa penerapan teknologi sesuai dengan spesifik lokalita
3)    Mengindentifikasi dan dan memecahkan permasalahan
4)    Mengorganisasikan kelompoktani dan gabungan kelompoktani dalam suatu gerakan.
Alokasi pelaksanaan Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE) dilaksanakan di Kelurahan Maroangin Kecamatan Telluwanua Kota Palopo khususnya di Kelompok Tani Padi Utama I  dengan luas 5 Ha.  Pengawalan dan pendampingan pertujuan untuk memfasilitasi dukungan percepatan kegiatan peningkatan produksi Kedelai oleh penyuluh pendamping.  Kegiatan pengawalan dan pendampingan penyuluh pertanian meliputi:
1.       Penyusunan CPCL ( Calon Petani Calon Lokasi) Kedelai
2.       Kursus Tani.
3.       Farmers Field Day
Pengawalan dan Pendampingan KegiatanUpaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE) di Kelompok Tani Padi Utama I ini  diharapkan dapat memberdayakan petani  sekaligus meningkatkan produksi dan produktivitas Kedelai.
  B.    Tujuan dan Sasaran
Tujuan Kegiatan Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE) adalah sebagai acuan bagi seluruh stake holder terkait, Kelompok terpilih, serta stakeholder lainnya dalam menjalankan program/kegiatan berkaitan dengan tugas dan fungsinya masing-masing yang meliputi: aspek perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi, dan pelaporan.  Sasaran kegiatan ini adalah penyuluh pertanian yang melakukan pengawalan dan pendampingan di Kelompok Tani Padi Utama I untuk meningkatkan kemampuan petani, kelompok wanita tani dan peningkatan produksi serta produktivitas Kedelai
C.  Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE) dimulai pada bulan Agustus s/d Desember 2018 sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan kegiatan
No
Kegiatan
Tahun 2018
Agus
Sep
Okt
Nov
Des
1
Penyusunan  CPCL (Calon Petani Calon Lokasi)
X




2
Rembug Tani


X


3
Farmers Field Day (Temu Lapang)



X

4
Pendampingan dan Pengawalan
X
X
X
X
X

II.             PELAKSANAAN KEGIATAN

Pengelolaan Kegiatan Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE) meliputi:
A.       Penyusunan CPCL ( Calon Petani Calon Lokasi)
Disusun pada awal kegiatan untuk mengetahui potensi petani serta ketersediaan lahan di Kelompok Tani Padi Utama I
B.       Rembug Tani
Rembug Tani merupakan kegiatan pertemuan yang dilakukan mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di kelompok dan upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani.   Pelaksanaan dilakukan pertemuan 1 kali dengan jumlah peserta 20 orang
C.       Farmers field day (Temu Lapang)
Farmers field Day (Temu Lapang) dilakukan 1 kali.  Farmers Field Day merupakan pertemuan antara para petani dengan penyuluh untuk saling tukar informasi tentang Budidaya Kedelai antara lain membuka kesempatan bagi petani untuk mendapatkan informasi teknologi, tukar informasi, dan menjalin hubungan kerja sama, penyuluh dan petani. 
D.       Pendampingan dan pengawalan
Pendampingan dan pengawalan dalam Kegiatan Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE) oleh penyuluh pendamping selama 5 bulan mulai bulan Agustusi sampai dengan bulan Desember 2018
E.        Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah sumber daya yang tersedia telah optimal dimanfaatkan dan pelaksanaannya menghasilkan sesuai sasaran. Penyuluh pendamping melaporkan perkembangan kegiatan setiap bulan.

III.    PENUTUP

Pengawalan dan Pendampingan Penyuluh dalam Kegiatan UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE), dimaksudkan untuk menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan  agar   seluruh   tahapan   kegiatan dapat terlaksana  secara baik dan benar menuju
tercapainya sasaran yang telah ditetapkan.  Hal terpenting perlu dicermati adalah bahwa kegiatan dilakukan dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas Kedelai
.

Maroangin, 2 Desember 2018

Mengetahui                          
Kepala BPP Telluwanua,                                              Penyuluh Pendamping                                                                              


Ir. H A S M A N                                                                        ELIS PASSOYO, S.Pt
NIP. 19640409 199903 1 004                                          NIP. 19810730 200902 2 006