Minggu, 20 Desember 2020

PERJANJIAN KERJASAMA DENGAN PENGECER PUPUK

 PERJANJIAN KERJASAMA

Antara

KELOMPOK TANI “ MEKAR BARU”

Dengan

KIOS USAHA MULIA TANI

 

Yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing :

1.                           Nama                    : RONAL KARMIN

Jabatan                 : Ketua Kelompok Tani Mekar Baru

Alamat                  : Kelurahan Jaya

Selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama, bertindak dan mewakili Kelompok Tani Mekar Baru

2.                           Nama                    : Hj. SADAR

Jabatan                  : Wiraswasta (Pemilik Kios Usaha Mullia Tani)

Alamat                  : Kelurahan Jaya

Selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua, bertindak atas nama Kios Usaha Tani Mulia Indah Pengecer Pupuk Bersubsidi.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua bersepakat melakukan Perjanjian Kerjasama dengan poin-poin kesepakatan sebagai berikut :

  1.          Pihak Pertama bertanggungjawab atas penyusunan RDKK yang menjadi dasar/acuan penyaluran pupuk bersubsidi ke petani / Kelompok Tani
  2.       Wilayah penyaluran pupuk bersubsidi Pihak Kedua yaitu Kelurahan Jaya
  3.     Pihak Kedua menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani/kelompok tani berdasarkan RDKK yang disetor oleh Pihak Pertama dengan harga HET yang ditetapkan oleh Pemerintah
  4.       Biaya Foto Copy / Penggandaan RDKK ditanggung oleh Pihak Kedua

5.   Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka akan diselesaikan dengan cara musyawarah  mufakat

 

                             Jaya, 04 Februari 2020

 

          PIHAK PERTAMA                                                                             PIHAK KEDUA

 

 

           RONAL KARMIN                                                                                         HJ. SADAR

Senin, 30 November 2020

 

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG TANAH

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Oleh :

ELIS PASSOYO, S.Pt

NIP. 19810730 200902 2 006

 

 

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) TELLUWANUA

KECAMATAN TELLUWANUA

KOTA PALOPO

TAHUN 2020

 

I.          PENDAHULUAN

Kacang tanah dalam bahasa latin disebut Arachis hypogaea L. adalah tanaman budidaya yang banyak ditanam di Indonesia. Tanaman dari keluarga kacang-kacangan ini berbunga di atas permukaan tanah, sedangkan buahnya berada didalam tanah. Di Indonesia, kacang tanah menjadi tanaman polong terpenting selain kedelai. Tanaman ini bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Pada awalnya sentra produksi kacang tanah di Indonesia terpusat di Sumatera Utara, Sulawesi dan Pulau Jawa. Dan sekarang kacang tanah sudah dibudidayakan diseluruh wilayah Indonesia. Di setiap daerah kacang tanah memiliki nama yang berbeda, misalnya orang Aceh menyebutnya kacang tanoh, orang sunda menyebutnya kacang una atau suuk. Kacang tanah juga dikenal dengan nama kacang brol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang benggala dan lain sebagainya.

Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang mendapat prioritas kedua untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pangan, bahan baku industri dan pakan ternak.

 

 

II.        TEKNIK BUDIDAYA KACANG TANAH

 

1.      SYARAT TUMBUH

Kacang tanah memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan bisa tumbuh dimana saja, namun demikian pertumbuhan tanaman kacang tanah dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, ketinggian tempat, penyinaran dan tekstur tanah.  Idealnya budidaya kacang tanah dilakukan pada ketinggian 50 – 500 dpl, membutuhkan suhu udara 23 – 320C (pada suhu dibawah 15 derajat celcius kacang tanah tidak bisa tumbuh dengan baik, pertumbuhan terhambat dan tidak dapat berbunga dengan sempurna), curah hujan sedang (800 – 1.300 mm/tahun), kelembaban udara 65 – 75 % dan paling baik dibudidayakan di daerah dengan tekstur tanah yang gembur dan subur,tanah bertekstur pasir sampai lempung berdebu (tanah andosol, regosol dan latosol) dengan pH 6 – 7.

2.      PERSIAPAN BENIH

·      Benih kacang tanah bisa diperoleh dari tanaman kacang tanah yang sudah tua, yaitu kacang tanah yang dipanen pada usia kira-kira 100 hari setelah tanam.

·      Benih dari tanaman kacang tanah yang berkualitas baik dan bebas dari hama dan penyakit, tanaman sehat, kualitas bijinya baik, mempunyai hasil tinggi dan berumur genjah

·      Buah kacang tanah yang baik untuk benih memiliki ciri-ciri warna kulit kehitaman dengan biji yang padat. Jika dibuka tidak memiliki selaput pada bagian dalam cangkang.

·      Setelah dipanen, buah yang akan dijadikan benih disortase kemudian dijemur hingga kering.

·      Benih yang baik untuk ditanam adalah benih yang baru atau benih yang disimpan tidak lebih dari 2 bulan. Benih sebaiknya tidak dikupas selama dalam penyimpanan.

·      Varietas unggul kacang tanah yang telah dilepas oleh Badan Litbang pertanian adalah: Gajah, Kelinci, Zebra, Kidang, Rusa, Anoa, Tapir, Pelanduk, Kancil, dan Domba.

3.      PENGOLAHAN TANAH

v  Untuk mendapat hasil maksimal, tanah tempat budidaya kacang tanah harus digemburkan terlebih dahulu dengan dibajak hingga menjadi butiran halus.

v  Tambahkan kapur sebanyak 2 ton per hektar. Campurkan secara merata dengan tanah yang telah dibajak, diamkan selama 2 hari.

v  Gunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos sebagai pupuk dasar. Apabila tersedia, gunakan campuran pupuk kandang dari kotoran ayam dengan kotoran kambing atau sapi. Campurkan dengan tanah secara merata.

v  Budidaya kacang tanah bisa dilakukan dengan bedengan atau tanpa bedengan. Bedengan diperlukan apabila lahan yang digunakan rawan tergenang air. Drainase yang baik diperlukan untuk menjaga kesehatan tanaman.

4.      PENANAMAN

v  Diperlukan sekitar 50 kg benih untuk satu hektar luasan tanam.

v  Penanaman dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak tanam 25×25 cm

v  Setiap lubang ditanam satu benih kemudian ditutup dengan tanah

v  Bisa juga ditanam dengan cara garitan atau dibuat parit memanjang, kemudian benih diletakkan pada parit tersebut dengan jarak 20 – 25 cm. Selanjutnya dibuat lagi parit didepannya yang sekaligus menutup benih pada parit sebelumnya. Begitu seterusnya hingga selesai.

v  Setelah benih ditanam, siram setiap pagi dan sore.

v  Kacang tanah akan berkecambah setelah 4-7 hari.

 

 

 

 

 

 

 

 


Penanaman menggunakan Mesin Tanam Manual

 

 

 

 

 

 

 

 


Penanaman dengan Cara di Tugal

 

 

  1. PENYULAMAN DAN PENYIANGAN

Penyulaman di lakukan jika ada benih kacang tanah yang tidak tumbuh, tumbuh tidak normal atau mati dan di ganti dengan benih barunyang sehat. Tujuan penyulaman untuk mempertahankan populasi tanaman.

Waktu penyulaman di lakukan  secepat mungkin, bahkan lebih cepat lebih baik agar pertumbuhan dapat seragam. Penyulam umumnya di lakukan pada saat tanaman berumur 3-7 hari setelah tanam.  Penyulaman di lakukan dengan membuat lubang tanam baru pada bekas lubang tanam untuk menggantikan benih yang sebelumnya mati dan diganti dengan benih kacang tanah yang baru untuk menggantikan tanaman yang sebelumnya cacat atau mati.

Kacang tanah sudah tumbuh serempak setelah satu minggu dan mulai berbunga pada umur 20 hari dan berlanjut hingga umur 75 hari. Hanya bunga yang keluar diatas umur 30 hari yang akan menjadi polong.

Setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan, akan tumbuh ginofor atau bakal buah pada hari ke-3 sampai ke-4. Kemudian ginofor tersebut akan menuju dan menembus tanah untuk membentuk polong.

Pemeliharaan dan perawatan yang diperlukan agar tanaman kacang tanah tumbuh dengan baik adalah penyiangan.  Penyiangan dilakukan minimal 2 kali selama pertumbuhan tanaman yaitu pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (HST) dan umur 40 HST ataun dilakukan segera jika terlihat tumbuh rumput atau gulma.  Saat penyiangan kedua tanah digemburkan dan ditimbun dekat pangkal batang tanaman agar bakal buah mudah menembus tanah sehingga pertumbuhannya optimal. Rumput dicabut dengan hati-hati agar tidak merusak ginofor atau bakal buah. Hindari penyiangan menggunakan cangkul karena bisa merusak dan mengganggu pembuahan.

6.      PEMUPUKAN

Perawatan lain yang diperlukan pada saat tanaman berbunga antara lain, pemberian pupuk tambahan.  Dosis pupuk rekomendasi adalah :

v  Urea 75 kg/ha, SP-36 75 kg/ha, KCl 50 kg/ha dan pupuk organik 2 ton/ha. Pupuk organik diberikan pada saat tanam sebagai penutup lubang tanam.

v  Pemupukan pertama diberikan secara larikan pada saat tanaman berumur 7-10 hari (Urea dengan dosis 40 kg/ha, Sp-36 75 kg/ha dan KCl 50 kg/ha).

v  Pada saat tanaman berumur 30 hari, diberikan pupuk susulan Urea 35 kg/ha.  Pemupukan susulan dilakukan pada usia 30 hari setelah tanam, yakni pada saat tanaman berbunga.

v  Taburkan pupuk secara merata pada tanaman kacang tanah.

v  Pemupukan sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat daun tanaman kacang tanah dalam kondisi kering. Hal ini dimaksudkan agar pupuk tidak menempel pada daun tanaman.

Setelah pemupukan dilakukan pembubunan tanah atau menutup area perakaran agar tanaman kacang tanah berbuah banyak dan berkualitas bagus. Pembubunan juga bermanfaat untuk mengurangi pertumbuhan gulma. Lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak buah.

Selain penyulaman, penyiangan dan pemupukan hal yang lebih penting yang harus diperhatikan dalam perawatan tanaman kacang tanah adalah masalah pengairan.  Tanaman kacang tanah tidak menghendaki tanah yang tergenang.  Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hingga tanah cukup basah.

 

 

 

 

 

 

III.      HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KACANG TANAH

 

A.       HAMA

Jenis hama yang menyerang pada tanaman kacang tanah adalah :

1.      Hama Uret

Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong.  Akhirnya

tanaman layu dan mati.

Pengendalian : olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.

2.      Ulat Penggulung Daun

Gejala:  Daun terlipat menguning, akhirnya mengering.

Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.

3.      Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman, penyemprotan menggunakan Natural Vitura.

4.      Ulat Jengkal (Plusia sp)

Ulat menyerang daun kacang tanah.

Pengendalian:penyemprotan menggunakan Pestona.

5.      Kumbang Daun

Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga.

Pengendalian : penanaman serentak; penyemprotan menggunakan Pestona.

6.      Wereng Empoasca

Hama yang penting bagi tanaman kacang tanah adalah hama Empoasca. Hama ini tidak terlalu merugikan bagi tanaman kacang tanah.

Cara pengendaliannya dengan penyemprotan Azodrin, Karphos atau lnsektisida yang tersedia.

7.      Hama lainnya adalah Aphis dan tungau yang menjadi vektor (pembawa) virus.

B.    PENYAKIT

Penyakit yang biasanya menyerang tanaman kacang tanah antara lain :

  1. Layu Bakteri (Xanthomonas solanacearum ) Gejala : saat matahari terik tanaman terkulai seperti disiram air panas, dan langsung mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian dengan pergiliran tanaman dan penggunaan varietas tahan.
  2. Bercak Daun (Cercospora personata) disebabkan oleh jamur. Gejala : terdapat bercak pada permukaan daun sebelah atas berwarna coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam. Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam dari Conidiospora. Serangan muncul biasanya pada tanaman umur 40 -50 hari hingga 70 hari.  Pengendalian: Anthracol atau Daconil
  3. Penyakit Selerotium Disebabkan oleh jamur Selerotium rolfsii, merusak tanaman pada waktu cuaca lembab. Gejala : terdapat bercak hitam pada pangkal batang dan tanaman yang terserang akan layu dan mati. Pengendalian : tanaman yang terserang dicabut dan dibakar, memperbaiki saluran drainase agar air tidak tergenang.

4.    Penyakit Karat (Uromyces arachidae) Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian:, menanam varitas yang tahan, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.

5.    Penyakit sapu setan Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua, daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek. Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut, dibuang dan dimusnahkan, sanitasi lingkungan, menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya dengan menggunakan Pestona atau Natural BVR

Selain menggunakan insektisida, Pengendalian hama dan penyakit secara alami dapat dilakukan dengan melakukan olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman.  Tanaman berpenyakit dicabut, dibuang dan dimusnahkan, sanitasi lingkungan dan menanam varietas tanaman yang tahan penyakit.

 

 

 

 

 

 

 

 

IV.     PANEN DAN PASCA PANEN KACANG TANAH

 

A.       PANEN

Penentuan waktu panen kacang tanah dapat jugadi lihat kondisi tanaman dan polong dengan ciri-ciri sebagi berikut :

1.      Sebagian besar (80%) polong telah tua atau masak.

2.      Kulit polong cukup keras dan berserat.

3.      Bagian dalam kulit polong berwarna cokelat kehitaman.

4.      Rongga polong telah berisi penuh dengan biji.

5.      Ujung polong mudah pecah jika di tekan.

6.      Sebagian besar daun tanaman menguning dan rontok.

Pemanenan kacang tanah sebaiknya di lakukan jika tanaman atau kacang memiliki ciri-ciri tersebut.  Dengan demikian hasil panen bisa maksimal. Nilai jual kacang yang di peroleh oleh petani lebih besar. Sebaliknya jika pemanenan dalam budidaya kacang tanah tanpa memperhatikan waktu dan kondisi kacang tanah, hasil panen dan harga jualnya pun menjadi tidak maksimal.

Kadang ada petani yang menentukan waktu pemanenan dengan melihat daun kacang tanah. Cara ini kurang tepat, daun yang telah mengering dan rontok bukan petanda tanaman kacang tanah siap untuk di panen.

Panen di lakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati, agar polong nya tidak tertinggal dalam tanah. Sebaiknya menjelang melakukan tahap panen tanaman di aliri air terlebih dahulu untuk memudahkan pencabutan tanaman. Selanjutnya di lakukan pemetikan atau perontokan polong kacang tanah dari batang nya. Perontokan polong dapat di lakukan secara manual atau secara menggunakan power tresher.

B.        PASCA PANEN

Penanganan pasca panen juga harus di lakukan denga baik agar kacang tanah tetap berkualitas dan tidak cepat rusak. Penanganan pasca panen dapat di lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

v  Penggolongan Dan Penyortiran

Polong kacang tanah yang telah di lepas atau di petikdari batang tanaman di kumpulkan dan di bersihkan. Seleksi polong dapat di lakukan dengan memisahkananatara polong tua dan polong muda. Sortir polong yang rusak dan busuk untuk di buang.

v  Pengeringan

Polong kacang tanah sebaiknya segera di jemur, Tidak perlu di tunda hingga 24 jam karena polong dan biji kacang tanah bisa terinfeksi jamur. Jika cuaca tidak memungkinkan, Lebih baik di jemur dalam kondisi polong belum di rontokkan.

Pengeringan di lakukan terus menerus hingga kadar air kacang tanah maksimal 10%, ciri-ciri nya polong sangat ringan dan berbunyi jika di goyang-goyangkan. Untuk keperluan benih, penurunan kadar air sebaiknya tidak di lakukan secara cepat dan hindari penjemuran pada suhu tinggi.

v  Penyimpanan

Polong sebelum di simpan harus benar-benar bersih dan kering, kadar maksimal 10%. Polong kemudian di simpan di dalam wadah yang kedap udara, misalnya plastik dan di tutup rapat. Penyimpanan dapat juga di lakukan dalam bentuk biji kering. Caranya kupas polong kacang tanah dengan tangan atau alat pengupas.  Selanjutnya biji kacang tanah di jemur hingga kadar air 9%, kemudia masukkan dalam wadah yang bersih dan kedap udara. Wadah biji kacang tanah pada saat penyimpanan tidak boleh langsung menyentuh lantai, tetapi harus di beri alas berupa papan kayu. Gudang tempat penyimpanan juga harus dalam keadaan kering dengan sirkulasi udara lancar dan kelembapan yang rendah untuk mencegah timbulnya jamur. Lantai gudang di semprot terlebih dahulu dengan pestisida atau desinfektan agar biji kacang tanah terhindar dari serangan hama.

DAFTAR PUSTAKA

 

Alamtani.com/budidaya-kacang-tanah-organik/

 

Cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/75257/budidaya-kacang-tanah-tanpa-olah-tanah/

 

Cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/65719/budidaya-kacang-tanah-tanpa-olah-tanah-TOT/

 

ilmubudidaya.com/budidaya-kacang-tanah/

caratanam.com/teknik-budidaya-kacang-tanah/

Minggu, 21 Juni 2020

JUKNIS BUDIDAYA JAGUNG SECARA ORGANIK


PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG SECARA ORGANIK

 






Oleh :
ELIS PASSOYO, S.Pt
NIP. 19810730 200902 2 006


BALAI PENYULUHAN PERTANIAN ( BPP) TELLUWANUA
KOTA PALOPO
TAHUN 2020
I. PENDAHULUAN

Produksi palawija khususnya jagung,menunjukkan peningkatan peningkatan dari tahun ke tahun. Pertambahan jumlah penduduk dan program perbaikan gizi masyarakat melalui deversifikasi pola makanan, mendorong permintaan jagung. Selain komoditi jagung sebagai bahan baku industri dalam negeri semakin meningkat dengan banyaknya industri makanan ternak, industri minyak jagung dan produk ethanol, dimana varietas jagung hibrida mempunyai kelebihan dari jagung komposit yaitu produksinya 25-30% lebih tinggi, tahan rebah,penyakit dan kekeringan serta berumur pendek.
Selain itu tanaman jagung banyak sekali gunanya,sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua setelah panen untuk pupuk hijau dan kompos, batang dan daun kering untuk kayu bakar, batang jagung untuk lanjar(turus), batang jagung untuk pulp (bahan kertas), buah jagung muda untuk sayuran,bergedel, bakwan,sambal goreng, biji jagung tua sebagai pengganti nasi,marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun,bahan campuran kopi bubuk, biskuit,pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri tekstil.




II. SYARAT PERTUMBUHAN

1. IKLIM
1.     Iklim yang kehendaki oleh sebagian besar tanaman adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah, jagung dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0-5 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.
2.     Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musimkemarau.
3.     Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/merana dan memberikan biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
4.     Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 dserajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
5.     Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
2. MEDIA TANAM
1.     Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimum tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
2.     Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhan.
3.     Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 5,6-7,5.
4.     Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
5.     Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras terlebih dahulu.

3. KETINGGIAN TEMPAT
Jagung dapat ditanam di Indonesia dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
















II. TEKNIK BERCOCOK TANAM

1. PERSIAPAN
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata.
Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase.
2. PENANAMAN
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.


3. PEMUPUKAN
Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).  Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.
Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum tanaman setinggi lutut.  Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai selesai pembungaan.
4. PEMELIHARAAN
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.
Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut.
Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan.
Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun. Daun jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.
5. PENGAIRAN
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus.
Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan air.

6. PENYAKIT DAN HAMA
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain :
          a.       Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
          b.       Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu, karat.
Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagungtersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:
a.       Penggunaan varietas bibit yang resisten
b.      Penggunaan teknik-teknik agronomi
c.      Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam
d.      Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami
7. PANEN
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam, ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga. Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.
Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit).
8. PASCA PANEN
Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan selama 3-4 hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60 jam sinar matahari.
Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu :
          1.     Pengolahan basah (wet process), adalah pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu di dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu dikeringkan.
          2.     Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan dengan cara basah.
Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen, kegiatannya meliputi : pemanenan,pengangkutan, pengeringan, penundaan, perontokan dan penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung oleh berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan istilah Sistem
9. PENANGANAN PASCA PANEN
            Cara penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik akan memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung, apabila mutu jagung menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani menjadi lebih rendah. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya mutu jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan warna kehitam-hitaman, kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah satu diantara jamur tersebut adalah Aspergilis sp yang menghasilkan racun aslatoksin dan berbahaya bagi manusia maupun ternak lainnya, jamur tersebut dapat dimatikan dengan pemanasan tetapi racunnya tidak dapat ditangkal dengan pemanasan.