Minggu, 21 Juni 2020

JUKNIS BUDIDAYA JAGUNG SECARA ORGANIK


PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG SECARA ORGANIK

 






Oleh :
ELIS PASSOYO, S.Pt
NIP. 19810730 200902 2 006


BALAI PENYULUHAN PERTANIAN ( BPP) TELLUWANUA
KOTA PALOPO
TAHUN 2020
I. PENDAHULUAN

Produksi palawija khususnya jagung,menunjukkan peningkatan peningkatan dari tahun ke tahun. Pertambahan jumlah penduduk dan program perbaikan gizi masyarakat melalui deversifikasi pola makanan, mendorong permintaan jagung. Selain komoditi jagung sebagai bahan baku industri dalam negeri semakin meningkat dengan banyaknya industri makanan ternak, industri minyak jagung dan produk ethanol, dimana varietas jagung hibrida mempunyai kelebihan dari jagung komposit yaitu produksinya 25-30% lebih tinggi, tahan rebah,penyakit dan kekeringan serta berumur pendek.
Selain itu tanaman jagung banyak sekali gunanya,sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua setelah panen untuk pupuk hijau dan kompos, batang dan daun kering untuk kayu bakar, batang jagung untuk lanjar(turus), batang jagung untuk pulp (bahan kertas), buah jagung muda untuk sayuran,bergedel, bakwan,sambal goreng, biji jagung tua sebagai pengganti nasi,marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun,bahan campuran kopi bubuk, biskuit,pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri tekstil.




II. SYARAT PERTUMBUHAN

1. IKLIM
1.     Iklim yang kehendaki oleh sebagian besar tanaman adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah, jagung dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0-5 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.
2.     Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musimkemarau.
3.     Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/merana dan memberikan biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
4.     Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 dserajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
5.     Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
2. MEDIA TANAM
1.     Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimum tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
2.     Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhan.
3.     Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 5,6-7,5.
4.     Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
5.     Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras terlebih dahulu.

3. KETINGGIAN TEMPAT
Jagung dapat ditanam di Indonesia dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
















II. TEKNIK BERCOCOK TANAM

1. PERSIAPAN
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata.
Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase.
2. PENANAMAN
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.


3. PEMUPUKAN
Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).  Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.
Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum tanaman setinggi lutut.  Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai selesai pembungaan.
4. PEMELIHARAAN
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.
Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut.
Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan.
Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun. Daun jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.
5. PENGAIRAN
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus.
Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan air.

6. PENYAKIT DAN HAMA
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain :
          a.       Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
          b.       Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu, karat.
Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagungtersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:
a.       Penggunaan varietas bibit yang resisten
b.      Penggunaan teknik-teknik agronomi
c.      Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam
d.      Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami
7. PANEN
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam, ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga. Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.
Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit).
8. PASCA PANEN
Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan selama 3-4 hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60 jam sinar matahari.
Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu :
          1.     Pengolahan basah (wet process), adalah pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu di dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu dikeringkan.
          2.     Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan dengan cara basah.
Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen, kegiatannya meliputi : pemanenan,pengangkutan, pengeringan, penundaan, perontokan dan penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung oleh berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan istilah Sistem
9. PENANGANAN PASCA PANEN
            Cara penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik akan memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung, apabila mutu jagung menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani menjadi lebih rendah. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya mutu jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan warna kehitam-hitaman, kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah satu diantara jamur tersebut adalah Aspergilis sp yang menghasilkan racun aslatoksin dan berbahaya bagi manusia maupun ternak lainnya, jamur tersebut dapat dimatikan dengan pemanasan tetapi racunnya tidak dapat ditangkal dengan pemanasan.


Rabu, 17 Juni 2020



BUKLETT
MEMBUAT PESTISIDA ALAMI SEDERHANA


By : Elis Passoyo, S.Pt





Lalat Buah


Untuk mengendalikan lalat buah bisa menggunakan daun atau bunga dari kenikir (tanaman bunga tai kotok) . caranya yakni dengan mencampur semua bagian tanaman ang dimiliki, kemudian ditumbuk sampai hancur/halus lalu direndam dalam air selama minimal 1 minggu kemudian diperas dan dimasukkan dalam botol.

Bahan tersebut digunakan dengan menggunakan perbandingan 1:10 liter air, atau bahkan pada saat digunakan untuk peyemprotan terlebih dahulu dicampurkan dengan air kencing kambing atau air kencing sendiri. Kemudian disemprotkan pada tanaman. Penggunaan ramuan ini ternyata tidak hanya dapat membunuh atau mengusir berbagai jenis hama tetapi juga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yang disemprot.










Pestisida untuk hama wereng, walang sangit dan ulat.
Bahan  : 
Kapur barus, gadung, tembakau rajangan, tuba, bahan bisa ditambah atau dikurangi.
Cara membuat :  
kapur barus ditumbuk halus, gadung diparut lalu hasil parutannya direndam selama sehari-semalam dalam air secukupnya. Tembakau rajangan direndam dalam air hangat  selama ± 24 jam. Jenu diambil getahnya, rendaman parutan gadung dan tembakau diperas, lalu serbuk kapur barus dan getah jenu dicampur menjadi satu lalu dimasukkan dalam jerigen dan bisa digunakan sewaktu-waktu. Satu liter pestisida  alami untuk satu tangki besar.
Kegunaanya untuk mengendalikan wereng, walang  sangit dan ulat.


Pestisida Pengusir Hama
( Walangsangit, Kupu-Kupu, Kumbang, Lalat Buah )

Bahan                 : 
1.   Daun suren 1 kg
2.   Daun orok-orok/kacang babi 1 kg
3.   Kunyit 1 kg
4.   Labu siam 5 kg
5.   Telur ayam/bebek 1 butir
Cara membuat  :
Daun suren dan kacang babi/orok-orok ditumbuk halus,labu siam dan kunyit diparut/dihaluskan. Campur semua bahan menjadi satu dan aduklah hingga rata. Peras dan ambil airnya. Masukkan  telur ayam/bebek yang telah dipecah kulitnya, ambil isinya dan buang kulitnya. Aduk hingga rata. Satu  resep diatas apabila memerasnya baik akan dihasilkan larutan kurang lebih 5 liter.
Penggunaan      :           
Untuk tanaman padi, sayuran dan palawija (tanaman muda) 1 liter pestisida alami dicampur 60 liter air. Untuk tanaman dewasa 1 liter pestisida dicampur dengan 40 liter air.















Ramuan Pestisida Yang Mematikan

Bahan : 
Daun tembakau kering 5 lembar, 7 butir buah lerak.

Cara membuat  :
5 lembar daun tembakau direndam dalam air panas 1 liter. 3-7 butir bauh lerak dipotong-potong dan dimasukkan dalam rendaman air tembakau dan diaduk. Setelah air mendingin, peraslah campuran tersebut. Ambiila airnya dan siap digunakan

Penggunaan :            

Larutan ini adapt digunakan untuk mengendalikan hama ulat pada tanaman sayuran dan palawija.

Ramuan Pengendali ulat dan semut
Bahan : 

3-5 kg daun randu, air bersih 15-20 liter, air kencing (kambing, kerbau, sapi atau manusia) 1 liter.

Cara membuat  :

Daun randu ditumbuk halus dan dilarutkan dalam air bersih 15-20 liter. Tambahkan air kencing 1 liter. Aduk menjadi satu.

Penggunaan :
 Larutan ini dapat mengendalikan hama ulat dan semut.



Ramuan Pengendali Penyakit Keriting

Bahan : 

Daun Mindi 1 kg
Air 3 liter
Air kencing 1 liter

Cara membuat  :

Daun mindi direbus dengan air 3 liter. Setelah mendidih dinginkan, peras dan ambil airnya. Tambahkan dengan 1 liter air kencing, cairkan dengan air 12 liter air.

Penggunaan :           

Larutan ini dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting pada tanaman cabai atau lombok.

Menanggulangi Penyakit keriting pada Cabai

Bahan : 

Brotowali 1 kg (daun-daun yang pahit)
Kapur 10 sendok makan
Kunyit 1 kg

Cara membuat  :

Ketiga bahan ditumbuk atau dihaluskan dan diambil airnya (diperas) lalu dicampurkan dengan air 30 s/d 50 liter. Bahan ini siap untuk mengendalikan penyakit keriting cabai.

Mencegah semut pada persemaian

Bahan :
 
Kunir/Kunyit 1 ons, laos/lengkuas 1 ons

Cara membuat  :

Kunir dan laos dihaluskan kemudian ditambahkan air secukupnya, lalu disaring.

Pemakaian :

Larutan disaring lalu dimasukkan dalam penyemprotan yang sudah berisi air sebanyak 10 liter, disemprotkan pada lahan sehari sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dan diulangi 3 hari setelah tanaman disemai.
Pengendalian Ulat Pada Tanaman Padi

Bahan : 
Tanaman Sere (seluruh bagian tanaman dan air)

Cara membuat  :
Tanaman Sere (250 gram) ditumbuk sampai halus.Tambahkan air secukupnya ( 4 gelas ). Saringlah air diperoleh cairan sere.

Pemakaian        :
Larutan dicampur dengan 13 liter air. Semprotkan pada tanaman padi yang terserang ulat ( hama putih, penggulung daun, penggerek batang ). Untuk penggrek batang 1 minggu setelah dijumpai adanya telur.


Mengendalikan ulat pada tomat, cabai.

Bahan                 : 

Puntung rokok 1 ons dan air sebanyak
7 liter

Cara membuat  :.

Masukkan puntung rokok dalam air. Biarkan selama 4 – 7 hari, saringlah air diperoleh larutan yang bersih. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari.

Pengendalian ulat grayak dan wereng

Bahan  : 

Daun Sirsak segar 250 gram, air ½ liter.

Cara membuat  :

Daun Sirsak ditumbuk hingga halus dan ditambahkan dengan air kemudian disaring.

Pemakaian        :

Campurlah saringan air sirsak dengan air 14 liter kemudian semprotkan pada tanaman yang terserang hama.


Penyakit Keriting pada Cabai

Bahan  : 

Abu dapur 2 kg, tembakau ¼ kg, belerang 3 ons.

Cara membuat  :

Ketiga bahan direndam dalam air selama 3 – 5 hari, saring rendaman air tersebut dan semprotkan pada tanaman yang terkena keriting. Cara lain yaitu bisa dengan menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang terserang penyakit keriting.
Mengendalikan ulat grayak, ulat lain dan serangga.

Bahan                 : 
Daun gamal 1 kg, 5 liter air, 250 mg tembakau rokok (sudah dirokok).

Cara membuat  :
Segenggam pucuk daun gamal ditumbuk halus, campurlah dengan air kemudian direbus. Dinginkan lalu tambahkan tembakau dan aduklah hingga air berubah warna menjadi agak kehitaman atau kemerahan.

Pemakaian        :

Setiap 250 cc air larutan dicampur dengan 10 liter air. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman.




Pengendalian Hama Tikus

Cara mengendalikan hama tikus umumnya menggunakan umpan :
1.    Menggunakan umpan pelet/bekatul dengan sedikit semen.
Umpan tersebut sebaiknya ditaruh didekat sumber air, karena setelah memakan umpan biasanya tikus akan minum. Tikus akan mati setelah beberapa lama dengan kondisi tubuh mengembung karena tersumbatnya usus pembuangan dalam tubuh tikus akibat adanya semen yang dikomsumsinya mengeras.

2.    Pengendalian tikus bisa juga menggunakan ubi singkong / karet yang dicampur dengan air kelapa.

Pengendalian Hama Lalat Buah

Untuk mengendalikan lalat buah bisa menggunakan daun atau bunga dari kenikir (tanaman bunga tai kotok) . caranya yakni dengan mencampur semua bagian tanaman ang dimiliki, kemudian ditumbuk sampai hancur/halus lalu direndam dalam air selama minimal 1 minggu kemudian diperas dan dimasukkan dalam botol.
Bahan tersebut digunakan dengan menggunakan perbandingan 1:10 liter air, atau bahkan pada saat digunakan untuk peyemprotan terlebih dahulu dicampurkan dengan air kencing kambing atau air kencing sendiri. Kemudian disemprotkan pada tanaman. Penggunaan ramuan ini ternyata tidak hanya dapat membunuh atau mengusir berbagai jenis hama tetapi juga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yang disemprot.
Penyakit patek

Bahan  :  jahe 1 bagian, kunyit 1 bagian, lengkuas 1 bagian.
Cara Pembuatan :
1.    Masing-masing bahan tersebut dicuci kemudian diparut, kemudian dicampur dan diaduk. Stelah itu diperas dengan menggunakan kain kasa. Air perasan ini digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman cabe.
2.    Dosis pemakiannya adalah 2-3 sendok makan untuk 10 liter air. Dan untuk lebih ampuh bisa ditambahkan gula pasir 1 sendok the.
3.    Waktu penyemprotannya adalah pagi atau sore hari.