INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK
Oleh : Elis Passoyo, S.Pt
Inseminasi Buatan (IB) atau kawin
suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen)
yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari
ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode
dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'.
Sejarah Perkembangan Inseminasi
Buatan
Inseminasi Buatan (IB) pada hewan peliharaan telah
lama dilakukan sejak berabad-abad yang lampau. Seorang pangeran arab yang
sedang berperang pada abad ke-14 dan dalam keadaan tersebut kuda tunggangannya
sedang mengalami birahi. Kemudian dengan akar cerdinya, sang pangeran dengan
menggunakan suatu tampon kapas, sang pangeran mencuri semen dalam vagina seekor
kuda musuhnya yang baru saja dikawinkan dengan pejantan yang dikenal cepat
larinya. Tampon tersebut kemudian dimasukan ke dalam vagina kuda betinanya
sendiri yang sedang birahi. Alhasil ternyata kuda betina tersebut menjadi
bunting dan lahirlah kuda baru yang dikenal tampan dan cepat larinya. Inilah
kisa awal tentang IB.
1. Tujuan Inseminasi Buatan :
- Memperbaiki
mutu genetika ternak;
-
Tidak
mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga
mengurangi biaya;
-
Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul
secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
-
Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan
teratur;
-
Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
2. Keuntungan Inseminasi Buatan (IB)
- Menghemat
biaya pemeliharaan ternak jantan;
-
Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
-
Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina
(inbreeding);
-
Dengan
peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam jangka waktu yang
lama;
-
Semen
beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah
mati;
-
Menghindari
kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan
terlalu besar;
-
Menghindari
ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan
hubungan kelamin.
3. Kerugian IB
- Apabila
identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak
akan terjadi terjadi kebuntingan;
-
Akan
terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan
berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan diinseminasikan
pada sapi betina keturunan / breed kecil;
-
Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila
menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama;
-
Dapat
menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor
tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny test).
4. Penampungan Semen
- Dapat
dilakukan 1-3 x /minggu
- Harus terampil dalam menyiapkan alat penampung
(vagina buatan) dan terampil dalam menampung semen
-
Evaluasi
kualitas semen : gerakan massa, motilitas, LD dan konsentrasi. Hanya yang
kualitas baik yang dapat diproses lebih lanjut.
-
Pengenceran
dan pengawetan
-
Pengawetan
: semen beku atau semen cair (chilled semen)
A. Waktu Melakukan Inseminasi Buatan (IB)
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi,
karena pada saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka.
Kemungkinan terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada
periode-periode tertentu dari birahi telah dihitung oleh para ahli,
perkiraannya adalah :
- permulaan birahi : 44%
-
pertengahan
birahi : 82%
-
akhir
birahi : 75%
-
6 jam
sesudah birahi : 62,5%
-
12 jam
sesudah birahi : 32,5%
-
18 jam
sesudah birahi : 28%
-
24 jam
sesudah birahi : 12% Faktor - Faktor Penyebab Rendahnya Kebuntingan
a. Faktor
- faktor yang menyebabkan rendahnya prosentase kebuntingan
- Fertilitas
dan kualitas mani beku yang jelek / rendah;
-
Inseminator kurang / tidak terampil;
-
Petani / peternak tidak / kurang terampil
mendeteksi birahi;
-
Pelaporan yang terlambat dan / atau pelayanan
Inseminator yang lamban;
-
Kemungkinan
adanya gangguan reproduksi / kesehatan sapi betina.
Jelaslah disini bahwa faktor yang paling penting
adalah mendeteksi birahi, karena
tanda-tanda birahi sering terjadi pada malam hari. Oleh karena itu petani
diharapkan dapat memonitor kejadian birahi dengan baik dengan cara:
-
Mencatat
siklus birahi semua sapi betinanya (dara dan dewasa);
Petugas IB harus mensosialisasikan cara-cara
mendeteksi tanda-tanda birahi. Salah satu cara yang sederhana dan murah untuk
membantu petani untuk mendeteksi birahi, adalah dengan memberi cat diatas ekor,
bila sapi betina minta kawin (birahi) cat akan kotor / pudar / menghilang
karena gesekan akibat dinaiki oleh betina yang lain.
b. Cara
apikasi hormon untuk penyerentakkan birahi adalah sebagai berikut :
-
Laksanakan
penyuntikan hormon pertama, pastikan bahwa :Sapi betina resipien harus dalam
keadaan sehat dan tidak kurus (kaheksia);
-
Sapi
tidak dalam keadaan bunting, bila sapi sedang bunting dan penyerentakkan birahi
dilakukan maka keguguran akan terjadi.
-
Laksanakan
penyuntikan hormon kedua dengan selang 11 hari setelah penyuntikan pertama; Birahi
akan terjadi 2 sampai 4 hari setelah penyuntikan kedua.
Prosedur
Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut:
- Sebelum
melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan
(thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair
dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya
dibawah
air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw
tersebut dimasukkan dalam air
dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18 detik.
-
Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air
kemudian dikeringkan dengan tissue. Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang
mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih
-
Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang
sudah berisi semen beku/straw
-
Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit,
ekor diikat
-
Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung
tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum
-
Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke
rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila
dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu
-
Semen
disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yang disebut
dengan 'posisi ke empat'.
-
Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka
keluarkanlah gun dari uterus dan servix
dengan perlahan-lahan.
ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000 :d
BalasHapusdapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q :-*